About the Journal
REI MAI : Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Kristen
Rei Mai merupakan ucapan salam dalam bahasa Sentani. Kata ini digunakan masyarakat adat suku Sentani saat melakukan musyawarah, kemudian jika menemukan kata sepakat maka Ondoafi memberi ucapan “Onomi” artinya “damai diantara kamu”. Kata “Onomi” dari Ondoafi kemudian direspon oleh masyarakat dengan kata “Rei Mai”artinya“kami hidup Sejahtera”. Kata ini berakar kokoh dalam makna kalimat “Na Reijha Maijha Ya Mo Khomayende, Onomi Fokha” artinya “dengan semangat Damai Sejahtera, kita hidup bersama selama – lamanya,”
Rei Mai mengandung tiga nilai kehidupan yaitu : aspek ekonomi terpenuhi, hubungan sosial/ kekerabatan terjalin baik dan aspek keamanan terjamin.
Suku Sentani menyadari bahwa “Onomi” sesungguhnya berasal dari Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi. “Onomi” ini kemudian dimandatkan kepada Ondoafi sebagai kaki tangan-Nya untuk semata-mata mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Kemudian, kehidupan dalam “Rei Mai” hanya bisa dilangsungkan jika hati terbuka menerima “Onomi” yang oleh gereja-gereja di wilayah Sentani menjadikan “Onomi – Rei Mai” sebagai ucapan kata penutup untuk mengakhiri seluruh rangkaian peribadatan yang sepadan dengan kata “Shalom”.
Jurnal Rei Mai sebagai wahana penelitian humaniora, diharapkan menjadi saluran berkat bagi Lembaga Keagamaan, Pendidikan, Pemerintah, Adat dan masyarakat luas yang merindukan “semangat hidup bersama dalam damai sejahtera untuk selamanya".
REI MAI menerima artikel ilmiah dari berbagai sub-disiplin ilmu Teologi dan Pendidikan Kristiani. Artikel yang dikirimkan haruslah belum pernah atau tidak sedang dalam proses dimuat dalam jurnal lainnya. Artikel yang masuk harus sesuai dengan petunjuk penulisan atau format yang telah ditetapkan (template). Editor akan menolak artikel yang tidak memenuhi persyaratan tanpa proses lebih lanjut. Artikel yang telah memenuhi persyaratan akan dinilai kelayakannya oleh reviewer melalui proses double blind-review.