Pendekatan Kritik Seni Terhadap Estetika Badong Dalam Aluk Rambu Solo’

Authors

  • Christian Lamban Gasong Institut Agama Kristen Negeri Ambon

DOI:

https://doi.org/10.69748/jmcd.v2i1.179

Keywords:

Kritik Seni, Estetika, Badong, Aluk Rambu Solo

Abstract

Badong merupakan seni tradisi yang sangat terkenal dalam kehidupan kebudayaan orang Toraja. Badong adalah suatu tarian dengan disertai lantunan lagu yang ditampilkan oleh sekolompok laki-laki dewasa membentuk lingkaran, dalam suatu upacara kematian atau dikenal Aluk Rambu Solo’. Gerakan tarian disertai dengan lantunan lagu bukan hanya sebuah tampilan sekelompok orang, tetapi dari segi estetika memiliki suatu pesan dan makna. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji akan keindahan atau estetika dari badong tersebut, dengan mengacu pada metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian memberikan informasi tentang kesatuan dalam keberagaman, yang nampak dari gerakan-gerakan serta lantunan lagu yang dikumandangkan. Selain itu memberikan penguatan secara religius bagi yang berduka maupun masyarakat yang hadir dalam pelataran duka tersebut. Kebersamaan dan solidaritas merupakan pesan utama dalam badong.

References

Agung, L. (2017). Estetika: Pengantar, Sejarah, dan Konsep. PT. Kanisius

Basini, S., Pardomuan, G. N., & Marlissa, M. S. (2023). Pengenalan Dasar Alat Musik Gitar Untuk Siswa Kelas III Smp Negeri Borme Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua. Cantata Deo: Jurnal Musik Dan Seni, 1(1), 12–24. Retrieved from https://ejurnal.stakpnsentani.ac.id/index.php/jmcd/article/view/7

Berad, David & Kenneth Gloag. 2005. Musicology; The Key Concepts. London and New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Holt, Claire. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Bandung: Art Lise.

Kobong, Theodorus. 2008. Injil dan Tongkonan; Inkarnasi, Kontekstualiasai, Transformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Moleong, J.L. 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moore, C. A. (1946). Philosophy East and West (2nd Print). Ulan Press.

Natteye, P. 2021. Toraja: Ada Apa Dengan Kematian?Yogyakarta: Gunung Sopai.

Negeri, S. K. I. S., & Bintang, B. K. P. (2023). Cantata Deo: Jurnal Musik dan Seni.

Okta Dwi Sastra Marijo, M. F. (2023). Estetika Timur Dalam Teater Tradisional Kemidi Rudat Lombok. Jurnal Pendidikan Seni & Seni Budaya, 8. https://doi.org/10.31851/sitakara

Parmono, K. (2007). Konsep Estetika Jepang: Corak Naturalis yang Dijiwai oleh Tradisi, Kepercayaan, dan Alam. Jurnal Filsafat, 80–87

Rappoport, Dana. 2020. Nyanyian Tana Diperciki Tiga Dara; Musik Rotual Toraja dari Pulau Sulawesi, Penceritaan Etnografi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Rappoport, Dana. 2020. Nyanyian Tana Diperciki Tiga Dara; Musik Rotual Toraja dari Pulau Sulawesi, Bunga Rampai Toraja. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sachari, Agus. 2002. Estetika; Makna, Simbol dan Daya. Bandung: Penerbit ITB.

Sarira, Y.A. 1996. Rambu Solo’ dan Persepsi orang Kristen tentang Rambu Solo’. Toraja: Percetakan Sulo Gereja Toraja.

Sunarto, S. (2016). Estetika Musik: Autonomis versus Heteronomis dan Konteks Sejarah Musik. Promusika, 4(2), 102–116. https://doi.org/10.24821/promusika.v4i2.2278

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta Bandung

Sri Anggraeni, A., & Anindya Putri, G. (2020). Makna Upacara Adat Pemakaman Rambu Solo’ Di Tana Toraja 3, 1.

Tangdilintin, L.T. 1981. Toraja dan Kebudayaan. Tana Toraja: Yayasan lepong Bulan (Yalbu).

Yaung, S., Pardomuan, G. N., & Sahureka, C. M. (2023). Penerapan Metode Media Visual Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya di Kelas VIII B SMP Negeri 7 Sentani. Cantata Deo: Jurnal Musik dan Seni, 1(1), 25-39.

Downloads

Published

29-04-2024

How to Cite

Lamban Gasong, C. (2024). Pendekatan Kritik Seni Terhadap Estetika Badong Dalam Aluk Rambu Solo’. Cantata Deo: Jurnal Musik Dan Seni, 2(1), 55–64. https://doi.org/10.69748/jmcd.v2i1.179